"Aku ingin memakan pankreas-mu."
"Jiwa Kanibal-mu sudah terbangun?"
Wanita itu menarik napas panjang dan akhirnya tersedak oleh debu, batuk-batuk dan mengosongkan tenggorokannya. Lalu ia pun mulai menjelaskan, suaranya tercampur dengan sensasi kepuasan. Aku tidak mau melihat ke arahnya.
"Aku melihatnya di TV semalam - apabila seseorang di masa lalu mempunyai bagian di tubuh mereka yang tidak sehat, mereka akan memakan bagian yang sama dari hewan lain."
"Jadi?"
"Makan hati jika kamu terkena penyakit hati - sepertinya mereka percaya bahwa melakukan hal itu dapat menyembuhkan penyakit mereka. Oleh karena itu aku ingin memakan pankreas-mu."
-
Aku mendengar nafas dan langkah kakinya dibelakangku. Mematung diam di depan rak buku, aku mencuri sekilas pandang. Dibelakangku adalah seorang gadis yang berkeringat - tertawa cerah yang tak siapapun sangka adalah dari seorang yang sakit parah.
-
"Aku akan membiarkanmu memakan pankreas-ku."
"Apakah kamu mendengarkan aku?",aku menjawab cetus.
"Beberapa negara memiliki kepercayaan bahwa jiwa orang yang pankreas-nya dimakan akan tetap hidup dan tinggal didalam tubuh si pemakan."
"Aku tidak memerlukannya."
"Kamu tidak mau memakannya?"
"Itu sudah jelas karena pankreas-mu lah kamu akan mati. Mungkin disanalah fragmen terbesar dari jiwamu berada. Dan jiwamu pasti sangatlah ribut."
"Tepat sekali."
Dia tertawa terbahak-bahak. Hidup saja dia sudah sangat ribut, maka tidak mungkin pankreas yang menjadi tanggungan hidup wanita ini tidak akan ribut. Maaf, tapi aku tidak akan memakan hal seperti itu.
-
"Apakah kamu ingin aku hidup?"
kata wanita itu.
"Ingin sekali."
-
Aku mengambil hp dan mulai mengetik.
Kamu adalah orang yang hebat. Aku selalu berfikir begitu. Tapi aku tidak bisa menemukan kata yang cocok. Bagaimanapun, aku mengerti. Dia mengajarkanku bagaimana caranya hidup. Jiwaku terisi olehmu, oleh wanita itu. Aku........kamu.
"Aku ingin menjadi sepertimu."
Menjadi manusia yang mengakui orang dan diakui orang. Menjadi manusia yang mencintai orang dan dicintai orang.
Tapi lagi-lagi, tidak ada kata yang cocok. Aku menghapus lagi ketikan tangan di ponselku itu. Mungkin kata itu akan membuatnya senang, tapi masih ada kata yang lebih cocok.
Sekarang, dipikir sekali lagi, kata-kata itu muncul dari sudut pikiranku, bukan, mungkin inti kenanganku.
Menemukan kata-kata itu adalah suatu kesenangan. Kesenangan yang membuat diriku bangga.
Tidak ada lagi kata yang lebih cocok untuk kuutarakan kepadanya.
Kata yang mencakup perasaanku seluruhnya - Kukirimkan ke hpnya padat dan jelas.
Aku....
"Aku ingin memakan pankreas-mu."
/I want to eat your pancreas - Yoru Sumino/
-gel/13/02/2018/